HATE

HATE [4] – New Campus

cover hate1

Poster by berserkheal@ART FANTASY

HATE – PART 4

New Campus

Visual perempuan yang di cover itu Soo Ri^^

******

Sempat beradu argumen dengan Chang Wook mengenai kepulangannya pagi ini membuatnya seorang Anna sedikit kewalahan tetapi, bukan seorang Anna jika Anna kalah begitu saja hanya dengan seorang dokter pribadinya. Pagi ini Anna bisa kembali ke rumah dan saat ini Anna telah berada di WSt University dengan membawa mobilnya sendiri yang telah dikirimkan oleh ayahnya dari New York.

 

Ferrari-599-SA-Aperta-Navy-Blue

 

Anna tidak suka memakai mobil yang bukan miliknya, jika tidak ada mobilnya di Seoul, maka Anna akan membeli mobil baru atau Jin Hyuk yang mengirimi ferrari navy bluenya ke Seoul.

Menyampirkan tas kecilnya di bahu kanannya dengan kedua tangan yang menenteng beberapa buku, Anna berjalan dengan tenang di sepanjang koridor kampus dengan telinga yang telah ditutupi dengan headset birunya. Menggunakan hotpants putih dan kaos V-Neck biru tuanya Anna siap untuk memulai pendidikannya di kampus barunya.

Tidap dipungkiri dengan cara berpakaian Anna dan sikap Anna yang cuek membuat Anna menjadi pusat perhatian, apalagi didukung dengan wajah campuran Asia-Eropa akibat gen Jin Hyuk dan Seuk Min menjadi daya tarik yang amat memikat.

Anna mendecak lidahnya kesal ketika seseorang mengambil salah satu tali headsetnya, melihat kearah pelaku dan Anna memutar bola matanya malas mengetahui siapa pelaku yang menganggu ketenangannya.

Good morning, sugar.” Sapa Jong In dengan menampilkan sederet gigi putihnya kepada Anna.

Damn.” Gumam Anna dengan kesal dan mengambil tali headsetnya dan meninggalkan Jong In begitu saja di koridor.

Jong In tersenyum tipis dengan mata yang masih terpaku dengan punggung Anna yang menjauh darinya. Jeritan tertahan dari penghuni lainnya di koridor akibat senyuman tipis yang Jong In lakukan. Jong In si pangeran kutub akhirnya menampilkan senyumannya di pelataran kampus dan ini adalah rekor terbaru selama Jong In melanjutkan pendidikannya di WSt University.

“Kenapa kau memilih kelas biasa?” tanya Jong In setelah berhasil menyamakan langkah Anna.

“Bukan urusanmu.”

Anna mendengus kesal dan melirik sekilas ke arah Jong In. Jong In tersenyum jenaka dan tetap melangkahkan kakinya mengikuti kemana langkah Anna.

“Kita tidak sekelas, manusia hijau Shrek. Berhenti mengikutiku!”

“Namaku memang Shrek tetapi bukan tokoh kartun monster hijau itu! Dan mulailah memanggilku dengan nama yang benar!”

Jong In menghembuskan nafasnya kesar merasa tersinggung dengan panggilan Anna yang baru saja ia dengar.

“Bodoh.”

Anna tetap berjalan menuju kelas paginya kali ini tanpa menghiraukan gerutuan Jong In yang masih berdiam diri di belakangnya.

“Kenapa kau kembali ke Seoul? Kurasa MIT tidak menendangmu bukan?” kata Jong In dengan wajah penasarannya dan ikut masuk ke kelas Anna dan duduk di samping Anna.

“Tentu saja tidak.” Jawab Anna malas dan mulai menata bukunya diatas meja.

“Lalu?”

“Berhenti bertanya seolah-olah aku harus memberitahumu, Shrek!”

Jong In menganggukkan kepalanya sesekali dan menyenderkan punggungnya di kursi yang ia duduki.

“Kembali ke kelasmu!” kata Anna mengusir Jong In secara spontan.

“Se Hun belum datang. Belajar sendiri itu tidak mengasyikkan.” Kata Jong In memberi alasannya.

Dengan cepat Anna menatap Jong In dengan dahi yang terlihat garis-garisnya.

“Kau satu kelas dengan Se Hun?” tanya Anna dengan nada tidak percaya.

Jong In mengangguk.

“Bagaimana bisa? Se Hun kali ini sedang mengambil gelar masternya, dan kau? Gelar sarjana pun belum ada!”

Jong In tertawa dengan keras, dan sontak seluruh penghuni kelas menatap Jong In yang sedang memegang perutnya. Anna menyipitkan matanya dan menatap Jong In dengan perasaan yang teramat kesal.

“KAU…”

Calm down, baby. Aku sama sepertimu. Hanya saja kau sudah setengah jalan melanjutkan gelar mastermu disini sedangkan aku sejak tahun pertama. Dan ya, aku sudah mendapatkan gelar sarjanaku di tahun yang sama dengan tahun kelulusanmu tetapi di kampus yang berbeda.” Kata Jong In dan menaik-naikkan alisnya dengan jenaka.

“Harvard?”

Jong In mengangguk seraya menganggukkan kepalanya.

“Ahh.”

Anna sekarang paham. Mengapa selama Anna kuliah di MIT selalu bertemu dengan Jong In. Karena Jong In kuliah di Harvard. Kampus tetangganya. Anna merutuki kebodohannya sendiri menganggap Jong In adalah salah satu fans fanatiknya yang selalu menungguinya di depan kampusnya.

“Lalu, mengapa kau kembali ke Seoul? STOP! Jangan bertanya dengan pertanyaan yang sama karena mungkin kau sendiri tahu jawabannya!” kata Anna memberikan death glarenya.

Jong In mengedikkan bahunya acuh dan melipatkan kedua tangannya di depan dada.

“Jong Shin hyung selama satu tahun ini ada di Seoul yah you know, aku juga harus mengikutinya.” Kata Jong In malas dan mendecakkan lidahnya kesal.

Anna menutup mulutnya menahan tawanya mengerti maksud perkataan Jong In. Jong In dan Anna itu sama. Sama-sama besar di kehidupan malam, oleh karena itu Jong In dan Anna terlihat sangat dekat. Tetapi Jong In sudah melampaui batas oleh karena itu Jong In harus selalu dalam pengawasan Jong Shin, kakak kandung Jong In.

“Kau harus berubah, Shrek.”

“Kau harus berubah, Anna.”

Anna dan Jong In memberikan tatapan jahat satu sama lain dan kemudian menyunggingkan smirk mereka dalam waktu yang bersamaan.

“Kau tahu, aku tahu dimana club yang menyenangkan.” Bisik Jong In sambil menaik-naikkan alisnya.

“Oh tidak, Shrek. Aku akan dibunuh  Cho Kyuhyun jika dia tahu aku kembali ke club. Dan sekarang aku tinggal bersamanya.” Kesal Anna dan menghentakkan kakinya dengan bibirnya yang mengerucut.

Jong In menatap Anna prihatin seraya mengacak poni Anna dengan tangan kirinya.

Okey, aku harus kembali ke kelas. Dosenmu telah datang. Belajar dengan baik. Bye-bye, honey.” Kata Jong In mengangkat tangan kananya singkat dan berjalan keluar dari kelas.

Anna mengedikkan bahunya acuh dan siap untuk memulai pelajaran pertamanya di WSt University. Anna mengernyitkan dahinya ketika melihat kesampingnya, merasa dua pasang mata yang melihatnya dengan wajah yang penasaran. Anna menundukkan kepalanya melihat dua wanita yang melihatnya dengan mata yang meminta sebuah penjelasan.

“Ada apa?” tanya Anna dengan nada yang teramat datar.

“Ti..Tidak.” Kata salah satu wanita yang duduk di ujung kursi dan kembali memerhatikan dosen yang sedang mengabsen.

“Kau..”

Anna Dean Glammer.”

Anna melihat kearah dosennya dan mengangkat tangannya singkat dan kembali melihat kearah wanita yang tepat duduk disampingnya yang masih menatapnya dengan wajah yang datar sama seperti Anna.

“Kau sudah tahu namaku, lalu kau?”

“Aku? Aku Kim Hye Sun, Mahasiswa Management dan Business.” Kata Hye Sun dengan tersenyum tipis.

Anna menganggukkan kepalanya dan melihat ke penjuru kelas. Hanya ada 15 mahasiswa yang mengikuti kelas yang sama dengannya.

“Jadi, Ms. Glammer. Kim Jong In atau Park Chan Yeol?” tanya Hye Sun tiba-tiba. Anna mengernyitkan dahinya tidak mengerti dan memiringkan kepalanya menatap kedua mata Hye Sun.

“Kau tahu, semenjak kau datang ke kampus ini saat penerimaaan siswa baru dan Chan Yeol memelukmu, dan saat ini kau terlihat sangat mesra dengan Jong In kau telah menjadi most wanted dan bahan bullyan selanjutnya dari fans-fans para tetua itu.” Kata Hye Sun dengan menyunggingkan bibirnya malas.

“Kau akan satu kelas dengan wanita yang bernama, Kim Hye Sun. Sepertinya kau akan cocok dengannya.”

            “Kenapa?”

            “Kau dan Hye Sun memiliki karakter yang sama. Dan juga, KimJin. Jangan tertipu dengan wajah nerdnya! Hye Sun adalah pewaris dari perusahaan elekronika terbesar di Seoul tepat berada nomor 3 di dunia yaitu SUN’s GROUP.”

Anna menganggukkan kepalanya sesekali, mengerti dengan peringatan Chan Yeol sebelumnya.

“Kau dari SUN’s GROUP, bukan? Presdir Kim pernah menyinggungmu di meeting kami beberapa bulan yang lalu di Dallas.” Bisik Anna singkat dengan mata yang konsentrasi melihat dosen yang sedang memberi materi di depan kelas.

Hye Sun menelan ludahnya gugup ketika Anna menyinggung ayahnya.

“Kau tahu?”

“Presdir Kim dan kau sangat mirip. Mudah untuk mengetahui bahwa kau adalah pewaris SUN’s GROUP jika seseorang pernah melihat ayahmu secara langsung.”

Hye Sun tersenyum tipis mendengar jawaban Anna. Rasa kagum terpancar dengan jelas di wajah Hye Sun untuk Anna. Seperti yang sering ayahnya katakan, bahwa Anna adalah wanita yang sangat cerdas, dan Hye Sun mengakuinya setelah Hye Sun melihatnya secara langsung.

Anna dapat membagi konsentrasinya yang tidak sembarang orang bisa melakukannya. Mulutnya berbicara dengan orang lain tetapi matanya tetap fokus dengan materi yang sedang diberikan oleh dosen pantas saja Anna dapat menyelesaikan gelar sarjananya di MIT sama seperti Jong In, si pangeran kutub.

“Ada gosip apa memang? Aku dengan Chan Yeol? Atau Jong In? Jika kalian menggosipkanku sepertinya lebih baik kalian menggosipkanku dengan Shawn Mendes.” Kata Anna tertawa kecil sambil menulis sesuati di buku catatan kecilnya.

“Shawn Mendes?”

“Hanya seorang penyanyi yang kebetulan aku bertemunya di GUCCI, waktu itu Shawn sedang menemani ibunya belanja.”

Hye Sun mengagakan mulutnya mendengar perkataan santai yang keluar dari bibir sexy Anna.

“Sepertinya kita bisa berteman.” Kata Hye Sun dengan mengedipkan satu matanya. Anna melirik sekilas kearah Hye Sun dan menggelengkan kepalanya kembali fokus kearah dosennya.

“Jika kau tahan dengan sikapku, silahkan saja.” Jawab Anna santai atas ajakan perteman yang dilontarkan Hye Sun untuknya.

 

*****

 

“Hye-ah.”

Seuk Hye menghentikan kegiatannya yang sedang membaca sebuah proposal disaat Kyu Hyun masuk ke dalam ruangannya.

“Ada apa oppa?”

Kyu Hyun menatap Seuk Hye dengan tatapan yang sulit diartikan dan duduk begitu saja di sofa yang berada di ruang kerja Seuk Hye. Dahi Seuk Hye mengernyit tidak mengerti dengan sikap Kyu Hyun, Seuk Hye beranjak dari kursinya dan juga duduk di sofa tepat dihadapan Kyu Hyun.

“Aku mendapatkan informasi dari pengawal yang aku kirimkan untuk mengawasi Anna bahwa Anna malam tadi bukan menginap di penthouse Chan Yeol tetapi di TAEMIN’s Hospital.” Kata Kyu Hyun menatap lurus ke manik mata istrinya.

Seuk Hye membulatkan matanya tidak percaya, “TAEMIN’s Hospital?! Tet…” Seuk Hye memegang kepalanya tidak mengerti.

“Dad dan Mom mengatakan bahwa Anna telah dapat mengendalikan Jin Hyun, tetapi kenapa Anna..”

“Itu yang ingin kutanyakan padamu, Hye-ah. Kurasa ada yang disembunyikan Dad and Mom dari kita.”

Kyu Hyun dan Anna saling menatap satu sama lain.

“Kita haru menemui Dad dan Mom secara langsung. Aku telah menyuruh Albert menyiapkan jet untuk kita ke New York 30 menit lagi. Dan aku telah menitipkan Anna dengan Se Hun untuk hari ini saja. Jika Anna belum sembuh seperti apa yang kupikirkan maka kita tepat menitipkan Anna dengan Se Hun.”

“Menga..mengap dengan Se Hun?” tanya Seuk Hye tidak mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh Kyu Hyun untuknya.

Kyu Hyun merutuki kebodohannya karena keceplosan mengatakan hal yang memang disengaja dirahasiakan dari Seuk Hye atas permintaan Anna sendiri.

Kyu Hyun menghembuskan nafasnya perlahan dan mengatakan, “aku juga tidak mengerti tetapi Dad dan Mom mengatakan seperti ketika pagi ini aku memberitahukan kepada mereka kalau kita akan berkunjung.”

Seuk Hye masih tidak mengerti. Masih menatap Kyu Hyun dengan mata yang menyipit tidak percaya.

“Jangan kau pikirkan apapun, karena aku sendiri juga masih bingung. Sekarang bersiaplah, aku akan kembali ke ruanganku sebentar memberitahu Jessie untuk menghandle pekerjaan yang akan ku tinggalkan.” Kata Kyu Hyun seraya meninggalkan ruangan Seuk Hye dengan wajah yang bersalah akibat membohongi istrinya.

Seuk Hye memegang kepalanya frustasi karena mendengar berita buruk dari Anna kembali.

“Astaga, Anna. Sebenarnya apa yang telah kau lakukan sehingga Tuhan selalu memberimu ujian demi ujian yang teramat berat seperti ini?” gumam Seuk Hye sambil menggelengkan kepalanya berulang kali dan menggigit bibir bawahnya.

 

*****

 

Di salah satu ruangan yang berada di lantai paling atas gedung WSt University terdapat dua orang mahasiswa yang sedang fokus dengan ipad yang mereka pegang masing-masing, sesekali melihat dosen yang sedang memberikan materi kepada mereka.

Ruangan kelas yang bisa menapung 25 orang mahasiswa itu nyatanya hanya dihuni dengan dua orang mahasiswa saja.

Kim Jong In dan Oh Se Hun.

Dua nama tersebut adalah salah satu penghuni dua pintu private class yang ada di lantai teratas gedung kampus ini. Satu pintu lainnya dihuni oleh Park Chan Yeol, Do Kyung Soo dan Byun Baek Hyun mereka tidak sekelas karena mereka beda tingkatan. Se Hun dan Jong In sedang mengejar gelar masternya sedangkan Chan Yeol, Kyung Soo dan Baek Hyun masih mengejar gelar sarjananya.

Otak yang dimiliki Se Hun dan Jong In sangatlah cemerlang. Mereka termasuk jajaran murid tercerdas yang dimiliki WSt Universitu sama seperti di kelas Anna hanya saja kelas Se Hun dan Jong In berbeda karena pilihan mereka sendiri.

See you tomorrow, Mr. Oh and Mr. Kim. Don’t forget bring your task!”

Jong In menghela nafasnya dan memegang lehernya dengan tangan kanannya setelah Prof. Smith meninggalkan kelas mereka.

“Tadi pagi, kau kemana? Tidak biasanya aku tiba dahulu di kelas.” Kata Se Hun tanpa melihat Jong In masih menggeser-geser layar ipadnya.

Jong In menghentikan aktivitasnya yang sedang melemaskan tubuhnya dan menatap Se Hun dengan smirknya.

“Aku berbincang sedikit dengan Anna di kelasnya sebelum aku ke kemari,” Jong In menghentika perkataannya, sengaja melihat reaksi Se Hun. Persis yang diharapkan Jong In, Se Hun menghentikan aktivitasnya dan menatapnya dengan mata elang.

“Semenjak aku ke Seoul aku tidak pernah bertemu dengan Anna lagi bahkan berkomunikasi pun tidak.”

“Bagaimana kau bisa mengenal Anna?”

Se Hun menatap Jong In penuh dengan aura yang mengintimidasi.

“Kau tahu kehidupan malamku, aku bertemu dengannya di salah satu club saat aku masih ada kuliah di Harvard.” Jawab Jong In tanpa bersalah dan mengedikkan bahunya acuh.

“APA..”

“Tubuh Anna itu sangat nikmat. Tapi sayang, aku tidak bisa lagi tidur dengannya karena prinsip kami yang sama. Kami tidak akan tidur dengan orang yang sama.” Kata Jong In sambil menepuk pundak Se Hun pelan dengan menenteng tasnya yang ia sampirkan di salah satu bahunya.

Nafas Se Hun berhenti sejenak setelah mendengar perkataan Jong In yang mampu membuatnya hampir kehilangan jantungnya. Se Hun menutup matanya membenarkan perkataan Gran tentang kehidupan malam yang sangat melekat dengan Anna semenjak Anna menikah dengannya.

Se Hun akui bahwa Anna sudah mengerti dengan kehidupan malam sebelum ia menikah dengannya. Tetapi, Anna bertambah liar semenjak ia menikah dengan Se Hun. Itu yang Se Hun dapatkan dari pengintaian Gran selama ini.

“Mati kau, Kim Jin Hyun!” geram Se Hun dan mengambil tasnya kasar dan segera mencari keberadaan wanita yang telah bestatus menjadi istrinya setahun yang lalu.

 

*****

 

“Wow. Aku tidak menyangka kau salah satu mahasisiwa yang setia di WSt University. Jadi kau belum mendapatkan gelar sarjana tetapi langsung mendapatkan gelar mastermu?” tanya Anna tidak percaya sambil melihat Hye Sun yang sedang berjalan di sampingnya.

Hye Sun mengangguk dan mengerucutkan bibirnya, “aboeji melarangku kuliah di luar negeri maka dari itu aboeji memasukkan di kampus ini. Dan memang kuakui bahwa kampus ini memang luar biasa.”

“Bagaimana dengan kau?” tanya Hye Sun dan mengalihkan perhatiannya kepada Anna yang sedang menganggukkan kepalanya. Anna menunjuk dirinya sendiri, Hye Sun mengangguk.

“Aku? Aku lahir di Seattle, dan besar di sana. Dan aku pindahan dari MIT dan melanjutkan pendidikan masterku disini atas permintaan ayahku sendiri supaya aku mengenal lebih dalam bagaiman Seoul. Jujur saja, ini kali pertamaku di Seoul.”

“Benarkah? Tetapi bahasa koreamu sangat lancar!”

Anna tersenyum miring dan tertawa kecil melihat antusiasme Hye Sun.

“Kakakku dan kakak iparku tinggal di Seoul, hanya aku yang mengikuti keluarga ayahku tinggal di New York.” Kata Anna meletakkan tas dan bawaannya ketika mereka telah sampai di kantin dan duduk di salah satu kursi kantin.

“Kakak? Kakak ipar?” gumam Hye Sun dengan alis yang mengernyit. Anna menggelengkan kepalanaya melihat raut wajah bodoh Hye Sun. Anna tidak menyangka bahwa Hye Sun dibalik otaknya yang sangat lancar tersimpan kabel yang putus.

“Iya, kakaku menikah dengan orang asli korea.”

“Siapa kakak dan kakak iparmu?”

“Kau akan terkejut. Cho Kyu Hyun dan Cho Seuk Hye?”

WHAT? ARE YOU KIDDING ME?!” teriak Hye Sun tiba-tiba dan untung saja Anna telah bersiap dengan kedua tangan yang telah menutup kedua telinganya.

“Wow, jadi kau adalah pewaris LG’s Group? Akhirnya aku menemukan teman yang bernasib sama denganku. Kebanyakan yang jadi pewaris adalah lelaki maka dari itu aku tidak memiliki teman. Kebanyakan orang yang mau berteman denganku hanya ingin memanfaatkanku.” Kata Hye Sun kesal sambil memanggil pelayang.

“Jika kau dimanfaatkan maka kau harus memberi mereka balasan yang membuat mereka jera.” Jawab Anna santai dan membaca menu makanan.

“Aku tidak suka balas dendam.”

“Tetapi orang seperti kita harus melakukan hal seperti itu jika tidak ingin diperdaya oleh seseorang.”

Anna menatap Hye Sun serius dan menutup daftar menu.

Beef welldone steak with mayonaise sauce dan honey manggo smoothie.”

“Samakan saja!”

Hyesun melempar daftar menunya dengan kasar dan menatap Anna tidak suka.

“Aku tidak suka melihat kekerasan.” Kata Hye Sun menatap tajam kearah Anna.

“Maka kau harus membiasakan diri menonton film yang bergenre thriller bukan romantic apalagi drama. “ Anna menimpali perkataan Hye Sun seperti seorang ibu yang sedang menasehati anaknya. Semenjak ia mengenal Se Hun, Anna tidak suka melihat wanita yang bodoh seperti Hye Sun. Lemah lembut tetapi memiliki otak yang gemilang. Percuma saja memiliki otak yang cerdas tetapi berbanding terbalik dengan keberaniannya.

Tanpa mereka sadari, tetua yang disematkan Hye Sun untuk Se Hun, Jong In, Chan Yeol, Kyung Soo dan Baek Hyun memasuki kantin dengan wajah yang berbeda-beda. Jong In tersenyum penuh arti melihat seseorang yang ia cari tengah duduk di pinggir dekat dinding kaca bersama wanita.

Se Hun melihat Jong In yang meninggalkan mereka dan menuju meja Anna, Se Hun menghembuskan nafasnya kasar dan ikut mengikuti langkah panjang Jong In.

“Hai.”

Hye Sun dan Anna sontak menghentikan pembicaraan mereka akibat sapaan yang dilontarkan dari bibir Jong In.

“Berhenti mengangguku, Shrek.” Kata Anna menyipitkan matanya melihat Jong In.

“Ck.” Decak seseorang dan menatap lurus kearah Anna.

Anna tersenyum kikuk melihat Se Hun yang baru saja berdiri di samping Jong In.

“Kabur dari rumah sakit tanpa memberitahuku dan pergi ke kampus tanpa memberitahuku, dua kesalahanmu Anna.” Kata Se Hun menyipitkan matanya.

Anna menggaruk pelan leher belakangnya dan memberikan v-signnya untuk Se Hun dengan senyuman polosnya.

“Ponselku berada di tangan Chan Yeol, maka dari itu aku tidak bisa menghubungimu.” Kata Anna dengan kedipan matanya.

Hye Sun terdiam, tidak pernah sedekat ini dengan para pria most wanted  di kampus. Dahi Hye Sun mengernyit melihat Se Hun yang juga sangat akrab dengan Anna seperti Chan Yeol dan Jong In.

Chan Yeol? Cih.” Batin Hye Sun.

“YAK! KIMJIN, kau..oh hai, Kim Hye Sun!” kata Chan Yeol menapilkan gummy smilenya ketika menyadari keberadaan Hye Sun, “sudah kutebak kau akan bisa berteman dengan Anna.” Chan Yeol tersenyum sangat manis kearah Hye Sun.

Se Hun mendudukkan dirinya di samping Anna setelah Anna menggeser duduknya memberikan daerah yang kosong untuk Se Hun.

“Chan Yeol? Hye Sun?” bisik Anna melihat Se Hun dengan dekat.

Jong In, Kyung Soo dan Baek Hyun juga ikut duduk di kursi yang kosong yang masih ada di meja Anna dan Hye Sun

“Chan Yeol menyukai Hye Sun, tetapi Hye Sun tidak menyukai Chan Yeol.” Jawab Se Hun dengan bisikan juga. Anna menganggukkan kepalanya mengerti dan melihat muka masam Hye Sun disaat Chan Yeol duduk tepat disampingnya dan mulut Chan Yeol yang tidak pernah berhenti.

“Oh, hai pria jenius. Kita bertemu lagi dan seterusnya akan selalu bertemu.” Sapa Anna dengan menampilkan senyuman mautnya melihat Kyung Soo yang juga bergabung di mejanya.

Kyung Soo menyipitkan matanya melihat Anna dan membuang wajahnya begitu saja tanpa meladeni sapaan Anna.

“Wow, how’s cute babe.” Kata Anna mengedipkan matanya melihat respon Kyung Soo.

“Hahaha, Kyung Soo di bilang imut.” Kata Baek Hyun tiba-tiba dengan tawanya yang menggelegar.

Eiys, YAK!” teriak Kyung Soo dengan wajah yang memerah mencoba menghentikan tawa Baek Hyun.

“Kenapa?” tanya Anna bingung dengan Kyung Soo dan Baek Hyun yang saling berkelahi.

“Anna. Kyung Soo tidak suka dibilang cute.” Kata Chan Yeol dengan menahan tawanya dengan punggung tangan kanannya.

“Tetapi memang kenyataannya Kyung Soo itu imut!” tolak Anna tidak terima dengan apa yang baru saja Chan Yeol katakan. Jong In tersenyum kecil mendengar perkataan Anna.

“Aku menyukaimu, Anna. Kita akan menjadi pasangan yang kuat jika membully Kyung Soo.” Kata Baek Hyun sambil memegang perutnya.

Se Hun menggelengkan kepalanya sambil mengambil potongan steak milik Anna dan mengunyahnya.

“Kau satu kelas dengan pria im..”

“Berhenti memanggilku pria imut, NONA!” geram Kyung Soo menatap Anna dengan mata bulatnya.

Oh my god. Saat kau marah, kau terlihat tambah menggemaskan!” tutur Anna menyatukan kedua tangannya menatap Kyung Soo dengan mata kagumnya.

Hye Sun tekekeh pelan dan menggeleng kepalanya lucu melihat Anna yang tengah menggoda Kyung Soo.

“Kau sangat cantik jika tersenyum seperti itu.”

Dengan cepat Hye Sun melihat Chan Yeol setelah ia mendengar perkataaan yang membuat telinganya berdenging.

“Berhenti memujiku!” bentak Hye Sun pelan. Chan Yeol tersenyum tulus dan menggelengkan kepalanya.

“Bahkan disaat kau membentakku aku tidak marah denganmu, sebenarnya apa yang telah kau lakukan padaku?”

“Kau gila.”

“Kau yang membuatku gila, Nona Kim.”

Hye Sun mendenguskan hidungnya kesal dan membanting sendok dan pisau dagingnya mengakibatkan suara dentingan piring yang sangat keras sehingga berpuluh pasangan mata melihat kearah mereka.

“Kali ini kau yang membuat kita menjadi pusat perhatian.” Kata Chan Yeol masih dengan senyuman tulusnya.

Hye Sun menghembuskan nafasnya, mengambil barang-barangnya dan meninggalkan makanannya begitu saja. Berjalan dengan cepat meninggalkan kantin.

“Jangan sampai kau memaksa hatinya, Luke.” Kata Anna dengan mata tajamnya menatap manik mata Chan Yeol.

“Aku tidak..”

“Anna.”

Anna mengalihkan tatapannya dan melihat Se Hun yang baru saja memasukkan posel ke dalam saku celananya.

“Marcus dan Madilyn baru saja take off ke New York. Dan mereka menitipkan kau denganku.” Kata Se Hun menatap Anna dengan senyuman kemenangan.

“YANG BENAR SAJA?!” teriak Anna tidak terima dan mengambil dengan cepat ponsel Se Hun yang berada di saku celana.

 

From: Marcus Cho

Aku dan istriku akan segera take off ke New York.

Tolong jaga Anna untuk malam ini.

Besok malam kami akan kembali.

Jangan biarkan Anna kembali ke kehidupan malamnya!

 

            “See?”

Anna menghembuskan nafasnya tidak percaya dengan pesan dari Kyu Hyun untuk Se Hun. Anna tidak percaya bahwa Kyu Hyun menitipkannya bersama Se Hun? Bagaimana bisa? Ataukah Kyu Hyun mengetahui tentang penyakitnya yang? Anna menggeleng kepalanya, menghilangkan pikiran jika Kyu Hyun mengetahui yang sebenarnya.

“Lebih baik aku menginap di penthouse Luke.” Kata Anna menolak jika ia harus tidur di rumah Se Hun malam ini atau lebih baik disebut dengan mansion.

“Kau..”

“Jika kau ingin anak dan istrimu selamat ditanganku, maka kau harus membiarkanku tidur di penthouse Luke malam ini. Aku sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan..Pokoknya kau tahu apa maksud dari perkataanku!” kata Anna final dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Baek Hyun dan Kyung Soo menghentikan kegiatan mereka dan menatap Se Hun dan Anna yang sedang bersitegang.

“Dia benar, Se Hun. Tetapi jika kau ingin pesta yang sangat luar biasa terjadi di rumahmu malam ini aku tidak akan membiarkan Anna menginap di penthouseku malam ini.” Chan Yeol tersenyum tipis dan melihat Se Hun dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Se Hun terdiam, membenarkan perkataan Anna dan Chan Yeol. Anna dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertemu Soo Ri dan Ri Han. Tetapi jika terus menerus Anna menghindar maka hubungan mereka tidak menemukan titik temu.

“Jika masih ada aku di sekitar Anna, maka hal buruk itu bisa kuatasi. Dan kupastikan tidak ada korban yang berjatuhan lagi.” Kata Se Hun menatap Anna dan Chan Yeol bergantian.

Anna mendecakkan lidahnya kesal mendengar nada bicara Se Hun yang telah mencapai keputusannya. Jika Se Hun telah memutuskan sesuatu maka Se Hun harus mendapatkannya. Akan teramat susah untuk mengubah keputusan Se Hun, bahkan Anna terlalu malas untuk berdebat dengan Se Hun dengan kondisinya seperti ini.

Kondisi anak labil.

Dimana kondisi Anna sangat rawan dalam pertengkaran, bisa saja tanpa Anna sadari Jin Hyun yang akan menggantikan tempatnya. Jika itu benar-benar terjadi maka akan menjadi runyam. Bahkan Se Hun pun tidak bisa mengendalikan Jin Hyun untuk kali ini karena kemurkaan Jin Hyun yang telah marah dengannya. Dan jika itu semua terjadi maka nyawa Anna akan terancam! Bisa saja Anna menghilang dari tubuhnya sendiri dibunuh oleh dirinya sendiri. Seseorang yang ia buat sendiri di dalam tubuhnya.

“Aku akan memikirkannya. Aku harus kembali ke kelas.” Kata Anna dengan nada yang datar dan menyusul Hye Sun.

Se Hun mengusap wajahnya kasar melihat tidak ada jawaban dari Anna.

“Sesungguhnya aku benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi diantara kalian bertiga.” Kata Jong In yang akhirnya mengeluarkan suaranya.

“Kau selalu memperkeruh suasana, Jong In.” Komentar Chan Yeol menggelengkan kepalanya, “berhenti memasang cemberut seperti itu, Kyung Soo-ya kau membuat dirimu terlihat menakutkan.”

“Berhenti meledekku, Mr. PARK!” geram Kyung Soo tertahan dan kembali menurunkan emosinya yang telah berada diubun-ubun kepala.

 

*****

 

“Bagaimana oppa?”

“Anna berada di Seoul dan dia berada di sekitar Se Hun.”

Se Ra menghembuskan nafasnya lega mendengar kabar dari suaminya.

“Lalu, apa yang sedang Marthan lakukan?” tanya Se Ra kembali memasang wajah khawatirnya mengingat kembali anak pertamanya yang juga ada di Seoul.

Marthan selalu melakukan hal yang tidak pernah dipikirkan oleh siapapun. Marthan adalah Se Hun, Se Hun adalah Marthan. Mereka seperti cermin tetapi tentu saja ada perbedaan demi perbedaan diantara kakak beradik tersebut.

“Sepertinya Marthan mengetahui mengenai penyakit Anna.” Kata Se Hyun serius sambil mengusap dagunya dan memikirkan hal yang mungkin saja dilakukan oleh putra pertamanya itu.

“Ini akan semakin rumit jika Marthan ikut campur tangan dalam masalah ini oppa.” Kata Se Ra cemas dan berjalan mondar-mandir dengan raut wajah kecemasan.

“Di satu sisi itu memang benar, Se Ra-ya. Tetapi jika Marthan yang akan turun tangan terhadap masalah ini, aku pastikan masalah ini akan selesai dengan cepat. Kau tahu sendiri bagaimana bencinya Marthan dengan Soo Ri. Marthan tidak akan membiarkan Anna dan Se Hun terluka, itu yang bisa kita pastikan untuk kali ini.” Kata Se Hyun mencoba menenangkan istrinya.

“Tapi, oppa..”

“Kau tenang saja, honey. Marthan tidak akan melakukan hal yang bodoh.”

Se Ra menganggukkan kepalanya dan membalas pelukan Se Hyun dengan eratnya.

 

*****

 

“Bagaimana?”

“Seperti yang kita duga selama ini, sir. Ms. Glammer dan Ms. Im masih berhubungan dengan baik. Tetapi sepertinya Ms. Glammer yang sangat ingin membuat hubungan mereka baik-baik saja. Itu dibuktikan dengan Ms. Glammer terus memberi hadiah untuk keponakan anda dan Ms. Im tiap bulannya.”

Marthan memasang wajah datarnya mendengar seluruh informasi yang diberikan oleh asistennya.

“Ms. Glammer baru saja tiba di Seoul kemarin pada pagi hari. Dan Ms. Glammer lebih banyak menghabiskan waktunya kemari di TAEMIN’s Hospital setelah Ms. Glammer mengunjungi WSt University selama kurang lebih 4 jam.”

Marthan menutup matanya meringinpelan dengan apa yang Anna lakukan.

“Selama konsultasi Ms. Glammer dengan dr. Ji tidak ada yang aneh. Hanya saja setelah Ms. Glammer berbincang dengan anda…”

“Aku tahu. Aku tahu.”

Marthan mengusap wajahnya dengan kasar dan memijit dahinya perlahan.

“Saya baru mendapatkan informasi bahwa Mr. Cho dan Mrs. Cho sekitar 45 menit yang lalu take off menuju New York. Saya dapat pastikan mereka berniat mengunjugi Keluarga Glammer.”

“Bagaimana dengan Anna?”

“Sepertinya Mr. Cho menitipkannya dengan Mr. Slung setelah apa yang telah terjadi dengan Anna di rumah sakit.”

Marthan menatap Frank dengan tatapan kaget dengan apa yang baru saja Frank katakan.

“Dia menitipkan Anna dengan Se Hun? Maksudmu di mansion Se Hun yang berisi istri dan anak Se Hun?”

Yes, sir.”

Oh my godness. Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Anna? Apa yang sedang ia rencanakan sehingga ia melukai dirinya sendiri seperti ini? Perempuan itu, benar-benar.”

Marthan mengatur nafasnya yang tiba-tiba memburu karena emosinya.

“Kemasi barang-barangku malam ini kita akan menemani Anna untuk menginap di rumah adikk. Sebelum itu aku akan memberi kejutan terlebih dahulu untuk Im Soo Ri.” Kata Marthan tersenyum dengan penuh arti dan mengambil gelas winenya dan meminumnya sedikit demi sedikit.

“Akan segera saya laksanakan, sir.”

-tbc-

Halloooo

Sebenarnya aku sudah berusaha buat cari ide untu cepet namatin nih FF sampai aku libur UAS ini tapi tiba-tiba idenya mentok di pertengahan, dan FF ini terbengkalai dan tidak aku lanjutkan sudah 3 hari yang lalu. 

Mulai jam 1 siang tadi aku nulis chapter ini dan selesai jam 16.10, 20 pages 4.372 kata. Lebih sedikit dari target biasa aku nulis untuk setiap satu chapter haha.

Dan untuk GARNEVA terpaksa aku tahan dulu, karena aku sedang fokus ke FF HATE terlebih dahulu tetapi jika aku mood buat lanjutin mungkin bisa saja tiba-tiba chapter 1 nya published wkwk.

Jadi semuanya tergantung dengan mood+ide. Kalau aku mood tapi idenya mentok, sama aja boong. 

Semuanya harap maklum yaa hihi

Oh ya,

Aku liat banyak pengunjung baru nih hihi.

Aku mau perkenalan dulu deh,

Nama aku Ananda bisa dipanggil Nanda bagi yang seumuran dan yang diatas aku hehe. Berdomisili di Kota Jambi.

Umurku masih 16 tahun, ntr tgl 13 Agustus baru dapet KTP, bhak! 

Imajinasi ku tidak sesuai dengan umur, aku akui. Lebih liar. Harap maklum, peace!

Selamat datang yaa, selamat menjelajahi. Jangan bosan-bosan nunggu kelanjutan ff dari author yang moodyan ini hihi.

biglove

jhyosun13

21 tanggapan untuk “HATE [4] – New Campus

  1. Ada masalah apa antara Marthan ama Soo Ri??? Marthan kyaknya benci bnget ama Soo Ri…Ato anaknya Sehun itu bukan anak kndungnya??? Sebenarnya dampak apa yg trjd jika jihyun muncul??? jd penasaran.Btw itu lingkungan pertemanan mereka kalangan elit yak…Kalangan penerus perusahaan semua…ditunggu next partnya dan salam kenal..
    annyeong…

    Disukai oleh 1 orang

  2. Kira” apa yg akan trjd ,,,kl anna jd nginep di rumah sehun ??? Apa kejutan dr marthan y?? Apa yg trjd sm marthan?? Apa ada yg slh sm soo ri smp dy bnc sm soo ri ?? Akh penasaran bgt eon ,,neeeeextt fighting ne 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  3. Apa yang terjadi antara im soori dan marthan??
    Im soori tu berasal dari keluarga pewaris juga atau ………
    Greget baca part ini .
    Sweet scene sehun sama anna kapan yaa ?? Hahaha ..
    Good writing Thor .

    Disukai oleh 1 orang

  4. Agak curiga dgn hub marthan n soo ri .. Kok agak ganjil giti ya menurutku..
    Dan aq pngen bgt ngliat ji hyun mncul.. Hahaha.. Mmng separah apa,sih kekacauan yg bisa dibuat ji hyun??
    Pkokny ditunggu dah si ji hyun ny..
    Dan se hun tuh sbnarntya cinta gak sih sma anna?? Trus kok dia kykny overprotectif gitu sma anna.. Tp kok agak cuek ma soo ri .. Ya selama pngamatan q aj sih.. Haha …

    Disukai oleh 1 orang

  5. masih penasaran siapa itu jihyun?? apa hbungannya dengan sehun??? tanda tanya besar di kepalaku.. kasian anna..?? tapi suka sama sifat anna yg dingin dan cuek..
    next author-nim.. aku tunggu part selanjutnya..

    Disukai oleh 1 orang

  6. Hallo nanda, aku reader baru nih. Maaf, manggilnya gak sopan. Aku mau manggil kakak tapi umurnya sedikit lebih banyak aku hihii. Wahh, tulisanmu betul betul bagus. Ide cerita nya juga. Jarang kali aku mau baca ff kalo cast nya bukan kyuhyun. Karena terkadang feel nya gak dapat. Tapi cerita mu ini buat aku benarbenar masuk kedalam cerita. Aku penasaran ide cerita ini berakhir seperti apa. Kalo ada waktu luang jangan lupa dilanjutkan ya ceritanya ini hahaa. Karena pasti banyak yg nunggu kelanjutannya. Fighting Nanda !!!

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar